Have an account?
Posted by candra on Senin, 11 Januari 2016 in

 KECERDASAN BUATAN DALAM TRANSPORTASI

Ilmu AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan memiliki peranan yang sangat penting dalam membangun teknologi menuju masa depan. Mungkin ada beberapa di antara kalian yang masih belum mengenal AI, sebenarnya apa itu AI ? Menurut pemahaman saya AI atau kecerdasan buatan, secara teknis adalah sebuah cabang ilmu dan teknologi yang bertujuan untuk memberikan intelejensi / kecerdasan pada sebuah benda melalui instalasi program (software) yang memiliki kemampuan untuk problem solving, decision making, thinking, learning dan mengenali pola terhadap environment dengan ruang lingkup permasalahan yang cukup besar. Sampai saat ini teknologi AI sudah banyak diterapkan pada banyak beberapa bidang seperti computer science, finansial, kesehatan, industri, transportasi, telekomunikasi, pengembangan game, robot dan elektronika, musik, penerbangan, militer, dan otomotif. Salah satu teknologi yang akan dijelaskan dalam artikel sederhana ini adalah penerapan kecerdasan buatan pada bidang transportasi.
Menurut pengamatan para ilmuwan beberapa tahun yang lalu, mereka memperkirakan bahwa di masa depan setiap kendaraan yang berlalu lalang di jalan raya tidak akan lagi dikemudikan oleh manusia melainkan dengan kendali otomatis dari setiap kendaraan itu sendiri. Kendaraan tersebut dapat mengambil keputusan sendiri dalam memilih jalur terpendek untuk mencapai tujuan juga mendeteksi adanya kemungkinan bahaya di sekitarnya. Tidak hanya berlaku untuk mobil pribadi, namun berlaku juga pada kendaraan transportasi umum seperti bus, kereta api, kapal laut bahkan pesawat terbang. Dan perkiraan mereka akan segera TERWUJUD..!! Untuk kereta api dan pesawat terbang saya kira saat ini memang sudah ada mode kendali otomatis (autopilot) mengingat jalur yang dilalui dan lalu lintasnya lebih predictable dibandingkan dengan keadaan di jalan raya atau lautan. Namun, seorang masinis dan pilot masih harus mendampingi untuk menghadapi kemungkinan terburuk seperti galat dan perubahan environment yang tidak terduga. Sedangkan untuk masalah di jalan raya, sampai sekarang percobaan dan penelitian tentang mobil tanpa pengemudi (driverless) masih dilakukan, salah satunya yang sedang populer dan memiliki harapan tinggi  adalah driverless cars milik Google. Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan perkiraan para ilmuwan tadi mengenai transportasi di masa depan akan terwujud tidak lama lagi, mengingat perkembangan teknologi yang sangat cepat.

Untuk sekedar bayangan, berikut ini adalah gambar sketsa mobil dan komponen – komponen pendukung pada driverless cars milik Google :
google-driverless-car
Pada salah satu mobil percobaannya, bisa kita lihat pada gambar disamping terdapat 4 komponen sensor penting yaitu :
- Video Camera, berfungsi mendeteksi lampu lalu lintas dan berbagai objek bergerak.
- Lidar, sensor yang dapat berotasi untuk men-scan wilayah sekitar dengan radius 60 m.
- Position Estimator menentukan posisi mobil pada map dan menghitung pergerakan saat mobil belok ke samping.
- Distance Sensors terdapat 3 buah pada bumper depan dan 1 buah pada bumper belakang. Sensor ini digunakan untuk memperkirakan jarak dengan berbagai halangan yang ada.


Selain keempat komponen sensor tersebut sebenarnya ada dua lagi yang penting yang belum disebutkan yaitu teknolgi AI lain dalam kategori searching yaitu GPS dan software / program utama yang terhubung dengan semua komponen itu. DI program utama inilah yang bisa dibilang letak kecerdasan buatannya berada, program utama disisipi oleh algoritma – algoritma optimasi untuk mengambil keputusan baik keputusan untuk menentukan rute mana yang akan diambil, berapa kecepatan mobil, kapan harus menggunakan rem, wiper, klakson (bisa jadi) dan sebagainya. Keseluruhan mobil dengan AI ini bertindak sebagai agent, kamera video, lidar, position estimator, dan distance sensor ditambah GPS berfungsi sebagai sensors-nya, sedangkan wiper, klakson, ban, rem, gas dan lainnya berfungsi sebagai actuators. Sensors bertugas untuk menerima parameter – parameter pada environment, kemudian program utama akan mengambil keputusan berdasarkan parameter yang diterima sensor dari environment dan actuators akan bertindak sesuai dengan keputusan yang dibuat program utama.
Berdasarkan pemberitaan dari internet yang saya dapat, hasil pengujian mobil ini bisa dihitung cukup akurat dengan tingkat kesalahan yang meyebabkan kecelakaan lalu lintas terbilang kecil. Namun, pengujiannya masih berlangsung sampai sekarang mungkin untuk meningkatkan lagi akurasinya dan menguji presisinya agar kendaraan ini lebih aman untuk dikendarai. Di masa yang akan datang penggunaan mobil dengan teknologi ini secara massal tidak mustahil lagi, mengingat beredar isu mengenai sudah ada beberapa perusahaan salah satunya UBER (perusahaan transportasi lokal) yang mengikat kontrak untuk membeli software milik Google ini dan menerapkannya pada mobil di industri mereka
0 Responses to “ ”:

Posting Komentar