KECERDASAN BUATAN DALAM TRANSPORTASI
Ilmu AI (Artificial Intelligence) atau
kecerdasan buatan memiliki peranan yang sangat penting dalam membangun
teknologi menuju masa depan. Mungkin ada beberapa di antara kalian yang
masih belum mengenal AI, sebenarnya apa itu AI ? Menurut pemahaman saya
AI atau kecerdasan buatan, secara teknis adalah sebuah cabang ilmu dan
teknologi yang bertujuan untuk memberikan intelejensi / kecerdasan pada
sebuah benda melalui instalasi program (software) yang memiliki kemampuan untuk problem solving, decision making, thinking, learning dan mengenali pola terhadap environment dengan
ruang lingkup permasalahan yang cukup besar. Sampai saat ini teknologi
AI sudah banyak diterapkan pada banyak beberapa bidang seperti computer science,
finansial, kesehatan, industri, transportasi, telekomunikasi,
pengembangan game, robot dan elektronika, musik, penerbangan, militer,
dan otomotif. Salah satu teknologi yang akan dijelaskan dalam artikel
sederhana ini adalah penerapan kecerdasan buatan pada bidang
transportasi.
Menurut pengamatan para ilmuwan
beberapa tahun yang lalu, mereka memperkirakan bahwa di masa depan
setiap kendaraan yang berlalu lalang di jalan raya tidak akan lagi
dikemudikan oleh manusia melainkan dengan kendali otomatis dari setiap
kendaraan itu sendiri. Kendaraan tersebut dapat mengambil keputusan
sendiri dalam memilih jalur terpendek untuk mencapai tujuan juga
mendeteksi adanya kemungkinan bahaya di sekitarnya. Tidak hanya berlaku
untuk mobil pribadi, namun berlaku juga pada kendaraan transportasi umum
seperti bus, kereta api, kapal laut bahkan pesawat terbang. Dan
perkiraan mereka akan segera TERWUJUD..!! Untuk kereta api dan pesawat
terbang saya kira saat ini memang sudah ada mode kendali otomatis (autopilot) mengingat jalur yang dilalui dan lalu lintasnya lebih predictable
dibandingkan dengan keadaan di jalan raya atau lautan. Namun, seorang
masinis dan pilot masih harus mendampingi untuk menghadapi kemungkinan
terburuk seperti galat dan perubahan environment yang tidak
terduga. Sedangkan untuk masalah di jalan raya, sampai sekarang
percobaan dan penelitian tentang mobil tanpa pengemudi (driverless) masih dilakukan, salah satunya yang sedang populer dan memiliki harapan tinggi adalah driverless cars
milik Google. Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan perkiraan para
ilmuwan tadi mengenai transportasi di masa depan akan terwujud tidak
lama lagi, mengingat perkembangan teknologi yang sangat cepat.
Untuk sekedar bayangan, berikut ini adalah gambar sketsa mobil dan komponen – komponen pendukung pada driverless cars milik Google :
Pada salah satu mobil percobaannya, bisa kita lihat pada gambar disamping terdapat 4 komponen sensor penting yaitu :- Video Camera, berfungsi mendeteksi lampu lalu lintas dan berbagai objek bergerak.- Lidar, sensor yang dapat berotasi untuk men-scan wilayah sekitar dengan radius 60 m.- Position Estimator menentukan posisi mobil pada map dan menghitung pergerakan saat mobil belok ke samping.- Distance Sensors terdapat 3 buah pada bumper depan dan 1 buah pada bumper belakang. Sensor ini digunakan untuk memperkirakan jarak dengan berbagai halangan yang ada.
Selain
keempat komponen sensor tersebut sebenarnya ada dua lagi yang penting
yang belum disebutkan yaitu teknolgi AI lain dalam kategori searching yaitu
GPS dan software / program utama yang terhubung dengan semua komponen
itu. DI program utama inilah yang bisa dibilang letak kecerdasan
buatannya berada, program utama disisipi oleh algoritma – algoritma
optimasi untuk mengambil keputusan baik keputusan untuk menentukan rute
mana yang akan diambil, berapa kecepatan mobil, kapan harus menggunakan
rem, wiper, klakson (bisa jadi) dan sebagainya. Keseluruhan mobil dengan
AI ini bertindak sebagai agent, kamera video, lidar, position estimator, dan distance sensor ditambah GPS berfungsi sebagai sensors-nya, sedangkan wiper, klakson, ban, rem, gas dan lainnya berfungsi sebagai actuators. Sensors bertugas untuk menerima parameter – parameter pada environment, kemudian program utama akan mengambil keputusan berdasarkan parameter yang diterima sensor dari environment dan actuators akan bertindak sesuai dengan keputusan yang dibuat program utama.
Berdasarkan
pemberitaan dari internet yang saya dapat, hasil pengujian mobil ini
bisa dihitung cukup akurat dengan tingkat kesalahan yang meyebabkan
kecelakaan lalu lintas terbilang kecil. Namun, pengujiannya masih
berlangsung sampai sekarang mungkin untuk meningkatkan lagi akurasinya
dan menguji presisinya agar kendaraan ini lebih aman untuk dikendarai.
Di masa yang akan datang penggunaan mobil dengan teknologi ini secara
massal tidak mustahil lagi, mengingat beredar isu
mengenai sudah ada beberapa perusahaan salah satunya UBER (perusahaan
transportasi lokal) yang mengikat kontrak untuk membeli software milik
Google ini dan menerapkannya pada mobil di industri mereka
Posting Komentar